Kisah Nabi Shaleh a.s
By
Unknown
Kisah Para Nabi
0
komentar
Berlalulah hari demi hari. Lahirlah
sebagian pria dan matilah sebagian yang lain. Setelah kaum 'Ad, datanglah kaum
Tsamud. Lagi-lagi azab berulang kepada kaum Tsamud dalam bentuk yang lain. Kaum
Tsamud juga menyembah berhala kemudian Allah SWT mengutus Nabi Saleh kepada
mereka. Nabi Saleh berkata kepada kaumnya:
"Wahai
kaumku, sembahlah Allah yang tiada Tuhan lain bagi kalian selain-Nya. " (QS. Hud: 61)
Kalimat
yang sama yang disampaikan oleh setiap nabi, dan kalimat tersebut tidak pernah
berubah sebagaimana kebenaran tidak pernah berubah. Para pembesar kaum Nabi
Saleh terkejut dengan apa yang dikatakannya. Beliau menyatakan bahwa tuhan
mereka tidak memiliki nilai yang berarti. Beliau melarang mereka untuk
menyembahnya dan memerintahkan mereka hanya menyembah Allah SWT.
Dakwah
Nabi Saleh cukup menggoncangkan masyarakat. Nabi Saleh terkenal dengan
kejujuran dan kebaikan. Kaumnya sangat menghormatinya sebelum Allah SWT
mengutusnya dan memberikan wahyu padanya untuk berdakwah kepada mereka. Kaum
Nabi Saleh berkata:
"Hai
Saleh, sesungguhnya kamu sebelum ini adalah seorang di antara kami yang kami
harapkan, apakah kamu melarang kami untuk menyembah apa yang disembah oleh
bapak-bapak kami? Dan sesungguhnya kami betul-betul dalam keraguan yang
mengelisahkan terhadap agama yang kamu serukan kepada kami. " (QS. Hud: 62)
Renungkanlah
bagaimana pandangan orang-orang kafir dari kaum Nabi Saleh: "Sesungguhnya
engkau sangat kami harapkan karena kaluasan ilmumu, kematangan akalmu,
kejujuranmu dan kebaikanmu. Kemudian hilanglah harapan kami terhadapmu. Apakah
engkau akan melarang kami untuk menyembah apa yang disembah oleh kakek-kakek
kami. Alangkah celakanya! Kami tidak berharap engkau mencela tuhan-tuhan kami
yang kami mendapati orang tua-orang tua kami menyembahnya."
Demikianlah
kaum Nabi Saleh merasa bingung di hadapan kebenaran dan mereka heran terhadap
saudara mereka Saleh yang mengajak mereka untuk menyembah Allah SWT. Mengapa?
Karena mereka tidak memiliki alasan dan pemikiran yang benar. Mereka hanya
beralasan bahwa kakek-kakek mereka menyembah tuhan-tuhan ini. Demikianlah
taklid yang menyebabkan manusia ter-jerumus dalam kesesatan. Dan Nabi datang
untuk menghilangkan taklid buta ini. Akidah tauhid disebarkan sebagai dakwah
untuk membebaskan pikiran dari segala belenggu, yaitu suatu dakwah yang
membebaskan akal manusia dari belenggu taklid, khurafat orang-orang dulu, dan
khayalan tradisi yang mapan. Inilah dakwah tauhid yang menyuarakan kebebasan
akal dan segala bentuk kebebasan lainnya.
Dakwah
tersebut tidak akan ditentang kecuali oleh orang-orang yang akalnya terpasung
oleh pemikiran orang-orang dulu dan khayalan orang-orang tua. Meskipun dakwah
Nabi Saleh disampaikan dengan penuh ketulusan, namun kaumnya tidak
mempercayainya. Mereka justru meragukan dakwahnya. Mereka mengira bahwa Nabi
Saleh tersihir. Mereka meminta kepadanya agar ia mendatangkan mukjizat ynag
membuktikan bahwa ia memang utusan Allah SWT. Allah SWT berkehendak untuk
mengabulkan permintaan mereka. Kaum Tsamud mengukir rumah-rumah besar dari
gunung. Mereka menggunakan batu-batu besar untuk membangun. Mereka adalah
orang-orang yang kuat yang Allah SWT membuka pintu rezeki bagi mereka dari
segala hal. Mereka datang setelah kaum 'Ad lalu mereka tinggal di bumi dan
memakmurkannya. Nabi Saleh berkata kepada kaumnya ketika mereka meminta
mukjizat kepadanya:
"Hai
kaumku, inilah unta betina dari Allah sebagai mukjizat (yang menunjukkan
kebenaran) untukmu, sebab itu biarkanlah dia, makan di bumi Allah, dan
janganlah kamu mengganggunya dengan gangguan apa pun yang akan menyebabkan kamu
ditimpa azab yang dekat." (QS. Hud: 64)
Yang
dimaksud ayat dalam surah tersebut adalah mukjizat. Diriwayatkan bahwa unta itu
merupakan mukjizat karena batu gunung pada suatu hari terpecah dan keluar
darinya unta, dan keluar di belakangnya anaknya yang kecil. la lahir melalui
cara yang tidak umum dalam proses kelahiran. Diriwayatkan juga bahwa ia
merupakan mukjizat karena ia minum air yang terdapat di sumur-sumur pada suatu
hari lalu binatang-binatang yang lain tidak berani mendekati air itu pada hari
tersebut. Ada riwayat lain mengatakan bahwa ia merupakan mukjizat karena ia
mengeluarkan susu yang mencukupi untuk dipakai minum oleh seluruh manusia di
hari di mana ia minum seluruh air sehingga tidak ada sedikit pun yang tersisa
darinya. Unta ini merupakan mukjizat di mana Allah SWT menyifatinya dengan
sebutan: "naqatullah" (unta Allah). Itu berarti bahwa unta tersebut
bukan unta biasa, namun ia merupakkan mukjizat dari Allah SWT. Allah SWT
menurunkan perintah kepada Nabi Saleh agar beliau melarang kaumnya untuk
mengganggunya atau membunuhnya. Beliau memerintahkan mereka untuk
membiarkannya, makan di bumi Allah SWT dan tidak menyakitinya. Beliau
mengingatkan mereka bahwa ketika mereka mencoba untuk mengganggunya, maka
mereka akan mendapatkan siksaan dalam waktu dekat.
Mula-mula
kaum Tsamud sangat terheran-heran ketika melihat unta lahir dari batu-batuan
gunung. Ia adalah unta yang diberkati di mana susunya cukup untuk ribuan
laki-laki, wanita, dan anak-anak kecil. Jika unta itu tidur di suatu tempat,
maka binatang-binatang lain akan menyingkir darinya. Jelas sekali ia bukan unta
biasa, namun ia merupakan tanda-tanda kebesaran dari Allah SWT. Unta itu hidup
di tengah-tengah kaum Nabi Saleh. Berimanlah orang-orang yang beriman di antara
mereka dan sebagian besar mereka tetap berada dalam penentangan dan kekafiran.
Kebencian terhadap Nabi Saleh berubah menjadi kebencian kepada unta yang
diberkati itu. Mulailah mereka membikin persekongkolan untuk melawan unta itu.
Orang-orang kafir sangat membenci mukjizat yang agung ini dan mereka membuat rencana
jahat untuk melenyapkannya. Sebagaimana biasanya, para tokoh-tokoh kaumnya
berkumpul untuk membuat, makar. Allah SWT berfirman:
"Dan
(Kami telah mengutus) kepada kaum Tsamud saudara mereka, Saleh. Ia berkata:
'Hat kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya.
Sesungguhnya telah datang bukti yang nyata kepadamu dari Tuhanmu. Unta betina
Allah ini menjadi tanda bagimu, maka biarkanlah dia, makan di bumi Allah, dan
janganlah kamu mengganggunya, dengan gangguan apa pun, (yang karenanya) kamu
akan ditimpa siksaan yang pedih. Dan ingatlah olehmu di waktu Tuhan menjadikan
kamu pengganti-pengganti (yang berkuasa) sesudah kaum 'Ad dan memberikan tempat
bagimu di bumi. Kamu dirikan istana-istana di tanah-tanahnya yang datar dan
kamu pahat gunung-gunungnya untuk dijadikan rumah;, maka ingatlah nikmat-nikmat
Allah dan janganlah kamu merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan.
Pemuka-pemuka yang menyombongkan diri di antara kaumnya berkata kepada
orang-orang yang dianggap lemah yang telah beriman di antara mereka: 'Tahukah
kamu bahwa Saleh diutus (menjadi rasul) oleh Tuhannya ?' Mereka menjawab:
'Sesungguhnya kami beriman kepada wahyu yang Saleh diutus untuk
menyampaikannya.' Orang-orang yang menyombongkan diri berkata: 'Sesungguhnya kami
adalah orang yang tidak percaya kepada apa yang kamu imani itu." (QS. al-Araf: 73-76)
Nabi
Saleh menyeru kaumnya dengan penuh kasih sayang dan cinta. Beliau mengajak
mereka untuk hanya menyembah Allah SWT dan mengingatkan mereka bahwa Allah SWT
telah mengeluarkan mukjizat bagi mereka, yaitu unta. Mukjizat itu sebagai bukti
akan kebenaran dakwahnya. Beliau memohon kepada mereka agar mereka membiarkan
unta itu memakan dari hasil bumi, dan setiap bumi adalah bumi Allah SWT. Beliau
juga mengingatkan mereka agar jangan sampai mengganggunya karena yang demikian
itu dikhawatirkan akan mendatangkan azab bagi mereka. Bahkan beliau
mengingatkan mereka dengan nikmat-nikmat Allah SWT yang turun kepada mereka:
"Bagaimana Dia menjadikan mereka penguasa-penguasa yang datang setelah
kaum 'Ad, bagaimana Dia memberi mereka istana dan gunung-gunung yang terukir
serta berbagai kenikmatan dan kekuatan."
Demikianlah
yang dilakukan oleh Nabi Saleh namun kaumnya justru menjawabnya dengan jawaban
yang aneh. Mereka tidak menghiraukan nasihat Nabi mereka. Mereka menemui
orang-orang yang beriman kepada Nabi Saleh. Mereka bertanya dengan pertanyaan
yang tujuan untuk merendahkan dan mengejek: "Apakah kalian mengetahui
bahwa Saleh seseorang yang diutus dari Tuhannya?" Pertanyaan ini tidak
pantas dikemukakan setelah mereka melihat mukjizat unta. Alhasil, mereka
merendahkan pengikut Nabi Saleh dan mengejeknya.
Sekelompok
kecil yang beriman kepada Nabi Saleh berkata: "Sesungguhnya kami percaya
dengan apa yang dibawa oleh Nabi Saleh." Perhatikanlah jawaban orang-orang
mukmin. Jawaban tersebut sangat bertentangan dengan jawaban para pembesar dari
kaum Nabi Saleh. Para pembesar itu justru meragukan kenabian Saleh sedangkan
orang-orang mukmin itu menegaskan kepercayaan mereka terhadap kebenaran yang
dibawa oleh Nabi Saleh.
Kebenaran
yang dibawa oleh Nabi Saleh tidak berhubungan dengan unta itu, namun
berhubungan dengan dakwahnya dan ajarannya. Mereka mengatakan: "Kami
mengimani apa yang dibawa oleh Nabi Saleh," dan mereka tidak mengatakan:
"Kami beriman kepada untanya." Mereka tidak mengatakan bahwa unta itu
yang menetapkan kenabian Saleh. Orang-orang mukmin lebih memperhatikan
kebenaran ajaran yang dibawa oleh Nabi Saleh, bukan memperhatikan mukjizat yang
luar biasa itu. Melalui dialog tersebut kita dapat melihat sikap orang-orang
kafir di mana mereka justru merasa mulia dengan penentangan terhadap kebenaran:
"Orang-orang yang menyombongkan diri berkata: 'Sesungguhnya kami adalah
orang yang tidak percaya kepada apa yang kamu imani itu. "
Demikianlah
penghinaan mereka, kesombongan mereka, dan kemarahan mereka. Rasa-rasanya
sia-sia untuk mencari dalil yang dapat memuaskan orang-orang kafir saat
berdialog dengan mereka. Mereka selalu menolak kebenaran, padahal mereka
orang-orang yang merdeka dalam memilih kebenaran itu. Malam
mulai menyelimuti kota Tsamud. Gunung-gunung yang kokoh menjulang dan
melindungi rumah-rumah yang terukir di dalamnya. Dinyalakanlah lampu-lampu
dalam istana yang terukir di gunung itu. Gelas-gelas minuman diputarkan di antara
mereka. Tidak ada seorang pun dari tokoh-tokoh kaum yang tidak hadir
dipertemuan penting itu. Dimulailah pertemuan dan terjadilah dialog. Salah
seorang kaflr berkata:
"Bagaimana kita akan
mengikuti saja seorang manusia (biasa) di antara kita? Sesungguhnya kalau kita
begitu benar-benar dalam keadaan sesat dan gila. "
(QS. al-Qamar: 24)
Sementara yang lain menjawab:
"Apakah wahyu itu
diturunkan kepadanya di antara kita? Sebenarnya dia adalah seorang yang amat
pendusta lagi sombong. " (OS. al-Oamar: 25)
Gelas-gelas
minuman kembali diputar di antara mereka, dan pembicaraan beralih dari Saleh ke
unta Allah SWT. Salah seorang kafir berkata: "Jika datang musim panas,
maka unta itu mendatangi lembah yang dingin sehingga binatang-binatang ternak
yang lain lari darinya dan kepanasan." Seorang kafir lagi berkata:
"Jika datang musim dingin unta itu mencari tempat penghangat, lalu ia
istirahat di situ sehingga binatang-binatang ternak kita lari darinya dan
menuju tempat yang dingin sehingga terancam kematian."
Gelas-gelas
minuman kembali diputar dan bergoyang di tangan orang-orang yang meminum. Salah
seorang yang duduk memerintahkan agar perempuan yang menyanyi berhenti dari
nyanyiannya karena ia sedang berpikir. Kemudian kesunyian menghantui segala
penjuru. Orang itu mulai berpikir sambil meminum dua gelas minuman keras, dan
dengan suara pelan ia berkata: "Hanya ada satu cara." Orang-orang
yang duduk di sekitarnya bertanya: "Bagaimana jalan keluarnya?" Tokoh
mereka berkata: "Kita harus melenyapkan Saleh dari jalan kita. Yang saya
maksud adalah untanya. Kita harus membunuh untanya dan setelah itu kita akan
membunuh Saleh." Demikanlah cara yang dilakukan orang-orang yang kafir
sepanjang sejarah. Demikianlah senjata yang digunakan oleh mereka dalam
menghadapi kebenaran. Mereka tidak menggunakan akal sehat atau adu argumentasi,
tapi mereka justru menggunakan kekuatan fisik. Bagi mereka, ini adalah cara
yang paling aman. Pembunuhan akan menyelesaikan masalah. Namun salah seorang di
antara mereka berkata: "Bukankah Saleh mengingatkan kita akan azab yang
keras jika kita sampai menyakiti unta itu." Namun, orang-orang yang duduk
di majelis itu segera memadamkan suara orang itu dengan dua gelas arak.
Kemudian
percakapan dimulai tentang Saleh: "Berapakali kita putus asa dan dibuat
kecewa olehnya. Sebaik-baik jalan adalah membunuhnya. Mula-mula kita membunuh
untanya setelah itu kita akan menghabisi Saleh." "Namun siapa
gerangan yang berani membunuhnya?" Pertanyaan itu menciptakan keheningan
di antara mereka. Setelah beberapa saat, salah seorang mereka mengangkat suara:
"Saya mengenal seseorang yang dapat membunuhnya." Lalu nama demi
nama berputar di antara mereka sehingga mereka menyebut seorang penjahat yang
selalu membikin kerusakan di muka bumi dan ia suka mabuk-mabukan. Ia mempunyai
kelompok penjahat di kota.
"Dan di kota itu ada
sembilan orang laki-laki yang membuat kerusakhan di muka bumi, dan mereka tidak
berbuat kebaikan." (QS. an-Naml: 48)
Mereka
adalah alat-alat kejahatan. Mereka adalah penjahat-penjahat kota yang terkenal.
Mereka sepakat untuk melaksanakan kejahatan. Kegelapan semakin menyelimuti
gunung. Kemudian datanglah malam tragedi. Unta yang diberkati itu sedang tidur
dan mendekap anaknya yang kecil di dadanya. Anaknya yang kecil itu merasakan
kedinginan dan mendapatkan kehangatan di sisi ibunya. Sembilan orang penjahat
tersebut telah menyiapkan senjata mereka, pedang mereka dan tombak mereka.
Mereka keluar di kegelapan malam, dan pemimpin mereka banyak minum khamer
sehingga ia hampir tidak melihat apa yang di depannya.
"Maka mereka
memanggil kawannya, lalu kawannya menangkap (unta itu) dan membunuhnya." (QS. al-Qamar: 29)
Sembilan
laki-laki itu menyerang unta itu, lalu ia bangkit dan bangunlah anaknya dalam
keadaan takut. Akhiranya, darah unta itu terkucur dan anaknya pun terbunuh.
Nabi Saleh mengetahui apa yang terjadi, lalu beliau keluar dalam keadaan marah
untuk menemui kaumnya. Beliau berkata kepada mereka: "Bukankah aku telah
mengingatkan agar kalian jangan mengganggu unta itu." Mereka menjawab: "Kami
memang telah membunuhnya, maka datangkanlah siksaan kepada kami jika engkau
mampu. Bukankah engkau berkata bahwa engkau termasuk utusan Tuhan." Nabi
Saleh berkata kepada kaumnya:
"Bersukarialah kamu
sekalian di rumahmu selama tiga hari. Itu adalah janji yang tidak dapat
didustakan." (QS. Hud: 65)
Setelah
itu, Nabi Saleh meninggalkan kaumnya. Kemudian datanglah janji Allah SWT untuk
menghancurkan mereka setelah tiga hari. Berlalulah tiga hari siksaan atas
orang-orang kafir dan mereka menunggu-nunggu azab yang datang. Maka pada hari
keempat langit terpecah melalui teriakan yang keras di mana teriakan itu
menghancurkan gunung dan membinasakan apa saja yang ada di dalamnya. Kemudian
bumi berguncang dan menghancurkan apa saja yang di atasnya. Itu adalah satu
teriakan saja yang membuat kaum Nabi Saleh hancur berantakan. Allah SWT
berfirman:
"Sesungguhnya Kami akan mengirimkan unta betina sebagai
cobaan bagi mereka, maka tunggulah (tindahan) mereka dan bersabarlah. Dan
beritakanlah kepada mereka bahwa sesungguhnya air itu terbagi antara mereka
(dengan unta bertina itu); tiap-tiap giliran minum dihadiri (oleh yang punya
giliran). Maka, mereka memanggil kawannya, lalu kawannya menangkap (unta itu)
dan membunuhnya. Alangkah dahsyatnya azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku. Sesungguhnya
Kami menimpakan atas mereka satu suara yang keras mengguntur, maka jadilah
mereka seperti rumput-rumput kering (yang dikumpulkan oleh) yang punya kandang
binatang. " (QS. al-Qamar: 27-31)
Mereka
hancur semua sebelum mengetahui apa yang terjadi. Sedangkan orang-orang yang
beriman bersama Nabi Saleh, mereka telah meninggalkan tempat tersebut sehingga
mereka selamat.
0 komentar:
NO SPAM, SPAMER'S AKAN SECARA OTOMATIS TERHAPUS DARI FORM KOMENTAR, TERIMAKASIH !